Parangtritisku Blog

Aku lahir disini dan hidup disini pula

Kemarin disalahsatu tempat di Parang Tritis, bbrp turis asing katanya s edang asyik menikmati suasana sunset dan mengeksplorasi wilayah yang baru pertama kali ia kunjungi. Diantara mereka ada yg berprofesi sbg photographerb. Begitu asiknya mengambil gambat, fotografer ini baru menyadari bhw dia sudah terlalu jauh dari pantai dan ditinggal rombongannya. Tanpa disangka-sangka* tiba2 hujan turun deras sekali.

Disini , Pantai Parangtritis , kita biasa habiskan senja . Bertelanjang kaki berkejaran diatas hamparan pasir tak berujung , membiarkan ombak-ombak liar menghempas raga kita , penuh tawa dan canda . Tapi itu dulu . Kini, hanya ada aku dan kamera hitam ini yang menjadi saksi sang mentari selamat dalam perjalanannya pulang dibalik awan . Tak ada lagi kamu yang selalu suka menghitung waktu mundur hingga langit jingga berubah pekat


Nggak terhitung berapa tokoh sejarah yang hidup di Jogjakarta. Sejak jaman dulu, sebelum berdirinya Keraton Jogja. Banyak kisah-kisah sejarah yang kini hanya tersisa sebagai cerita rakyat.
Salah satu tokoh zaman dulu (Majapahit) yang menambah khasanah sejarah di Jogja adalah Panembahan Selohening. Ini bukan nama aslinya Sob. Tapi, masyarakat sekitar menyebutnya bgitu. Soalnya sampai sekarang nggak ada yang mengenal nama asli beliau. Penasaran seperti apa kisahnya? Let’s cek it out!

pemandian air panas parang wedang Jogja
Pemandian air panas dengan sumber air panas alami dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit, sangatlah tepat kiranya anda mengunjungi satu tempat di sekitaran pantai parangtritis namanya parang wedang. Parang Wedang terletak sebelum anda memasuki kawasan wisata parangtritis hanya beberapa meter saja atau, sekitar 30 km dari kota yogyakarta.



SYEKH BELABELU DAN SYEKH DAMIAKING
Tokoh Syekh Belabelu dan Syekh Damiaking (versi cerita tutur)
Menurut cerita tutur setempat Syekh Belabelu adalah salah satu keturunan dari Prabu Brawijaya terakhir. Ia mempunyai nama kecil Raden Jaka Bandem. Pada awalnya Raden Jaka Bandem tidak bisa menerima agama Islam.

Oleh karena itu pulalah ia menyingkir dengan menyusuri pantai selatan ke arah barat sampai di perbukitan Parangtritis.

Makam Syekh Maulana Maghribi secara administratif terletak di Dusun Pemancingan, Parangtritis, Kretek, Bantul, Yogykakarta. Makam ini terletak di salah satu puncak bukit dalam deretan perbukitan Parangtritis.
Tokoh Syekh Maulana Maghribi (versi cerita tutur)
Dalam cerita tutur setempat Syekh Maulana Maghribi yang nama lengkapnnya adalah Sayyidina Syeikh Maulana Muhammad Al Maghrobi, RA dipercaya masih merupakan keturunan Syeikh Majidil Qubra dari Persia. Syeikh Majidil Qubra menurunkan salah seorang putri yang bernama Nyai Tabirah.

Gumug Pasir Parangkusumo terletak di Yogyakarta. Gumuk pasir merupakan gundukan-gundukan yang berisi material pasir di sepanjang Pantai Parangtritis-Parangkusumo sampai muara Sungai Opak. Hal ini merupakan fenomenal unik karena hanya satu-satunya di Asia Tenggara kita bisa melihat padang pasir seperti padang pasir sahara.

Masyarakat Yogyakarta sampai saat ini meyakini adanya hubungan spesial antara Keraton Yogyakarta dengan penguasa pantai selatan, Nyi Roro Kidul. Hubungan spesial tersebut dimulai sejak pendiri mataram Panembahan Senopati. Dan di Pantai Parangkusumo lah hubungan spesial itu terjadi.

Pantai Parangkusumo merupakan salah satu pantai yang dikramatkan oleh penduduk sekitar kawasan Pantai Parangtritis, Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam tradisi Jawa, pantai Parangkusumo ini dianggap sebagai gerbang utama atau jalan tol menuju Keraton Gaib Laut Selatan, sebuah kerajaan Nyi Roro Kidul yang menguasai Laut Selatan (Samudera Hindia).